Gejala HIV Yang Umum Terjadi
HIV dapat menjangkit siapa saja
tanpa pandang bulu, begitu pula gejala yang menyertainya bisa dialami oleh
laki-laki maupun perempuan yang memang berisiko terkena HIV atau AIDS. Infeksi
HIV jika tidak cepat diobati dapat menularkan kepada janin di dalam kandungan. Perlu
di ketahui gejala HIV pada wanita yang umum terjadi
Di Indonesia sendiri, di prediksi
sekitar 250.000 wanita usia produktif menderita infeksi HIV. Gejala HIV pada
wanita yang sering terjadi tidak begitu berbeda jauh dengan pria, tetapi ada
juga beberapa gejala HIV yang khususnya ditemukan pada penderita wanita saja.
Selain itu, ada beberapa orang-orang yang tidak menunjukkan gejala HIV namun
mengidap penyakit HIV.
Kebiasaan yang di kira ringan dan
mudah ditangani, gejala HIV pada dua hingga empat minggu pertama sejak Anda
terinfeksi adalah gejala-gejala yang benar benar harus diwaspadai dan
diantisipasi. Pada masa ini, Anda berada dalam periode jendela. Periode yang
juga dikenal dengan istilah “window period” adalah ketika Anda belum memiliki
hasil tes positif HIV, namun telah memiliki virus ini dalam tubuh Anda dan
mulai bisa menularkan penyakit ini kepada orang lain. Beberapa gejala HIV pada
wanita yang umumnya terjadi di antaranya:
Infeksi jamur di area vagina.
Gejala ini bisa dialami sebanyak empat kali atau bahkan lebih dalam setahun. Seringkali,
kondisi ini menjadi gejala yang pertama dialami oleh wanita yang terinfeksi
virus HIV. Gejala infeksi jamur vagina yang perlu Anda periksa antara lain
keputihan tebal berwarna putih, sensasi terbakar atau rasa perih di area
vagina, sakit ketika berkemih, dan sakit ketika berhubungan seks. Sering
kambuhnya infeksi jamur atau infeksi lain pada wanita merupakan tanda bahwa
sistem kekebalan tubuh mulai lemah.
Sakit di bagian bawah perut.
Ini
merupakan salah satu gejala adanya infeksi pada rahim, indung telur, tuba
fallopi, atau radang panggul. Gejala lain yang perlu diperhatikan yaitu
keputihan yang tidak seperti biasanya Anda alami, demam, sakit ketika
berhubungan seks, dan sakit di perut kanan atas.
Perubahan pada menstruasi.
Mulai
dari siklus, banyaknya perdarahan, serta gejala pra menstruasi yang lebih buruk
dari sebelumnya dapat menjadi pertanda perubahan yang terjadi. Perubahan ini
mungkin terjadi karena pengaruh virus HIV pada sistem kekebalan tubuh dan
hormon Anda.
Infeksi berulang.
Infeksi yang
sering kambuh dalam kurun waktu dekat dengan riwayat sakit sebelumnya merupakan
salah satu gejala infeksi HIV. Gejala-gejala infeksi yang umum terjadi yaitu
demam, lemas, sesak napas, batuk yang sulit sembuh atau sering kambuh, nyeri
tenggorokan, nyeri otot, sariawan berulang di mulut atau mukosa vagina,
pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan dan muncul ruam pada
tubuh. Infeksi juga dapat menyerang otak, ginjal, atau hati. Gejala infeksi
otak yaitu penurunan kesadaran, demam, kejang, dan kelemahan anggota gerak
hingga lumpuh. Mengingat bahwa infeksi virus HIV menyerang sistem kekebalan
tubuh, maka infeksi oportunistik tersebut sangat mungkin terjadi. Infeksi berat
yang menyerang penderita HIV adalah kondisi serius yang perlu segera diobati.
Beberapa gejala HIV pada wanita
memang masih tergolong umum dan bisa serupa dengan gejala flu biasa, oleh
karena itu, melakukan tes dan pemeriksaan-pemeriksaan terkait sangat
direkomendasikan bagi Anda yang merasa berisiko tertular HIV. Risiko tinggi
infeksi HIV yaitu pada pengguna jarum suntik bergantian, perilaku seks risiko
tinggi seperti berhubungan seks secara anal atau vaginal dengan berganti pasangan
tanpa memakai kondom, dan pernah mendapat transfusi darah.
Virus HIV tidak menyebar melalui
bersalaman tangan atau menggunakan toilet bersama dengan penderita HIV. Virus
ini menyebar melalui luka terbuka yang mengalami kontak dengan darah penderita
HIV.
Gejala-gejala yang dapat timbul
apabila infeksi HIV telah menuju AIDS adalah berat badan menurun drastis,
sering demam, mudah lelah, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak,
atau lipatan paha, sariawan berulang, diare lebih dari 1 bulan, muncul lesi
berwarna kemerahan, ungu, atau kecoklatan, di kulit atau mukosa mulut, hidung
atau mata, pneumonia berat, hingga gejala neuropsikologis seperti depresi,
sering lupa, dan kejang. Infeksi TB juga sering ditemukan pada penderita
infeksi HIV.
VCT (Voluntary Counselling and
Testing) adalah program khusus yang terdiri dari tim dokter, konselor, dan ahli
medis lainnya yang akan membantu Anda untuk mendapat informasi dan penanganan
tentang HIV secara komprehensif. Kerahasiaan dalam konseling dan pengobatan HIV
adalah salah satu tujuan utama dari program VCT. Anda tidak perlu takut atau
malu untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasa berisiko atau sudah
terinfeksi HIV.
Virus HIV membutuhkan masa
inkubasi atau waktu yang cukup lama hingga berkembang menjadi AIDS, namun
apabila telah berlanjut hingga terjadi kondisi tersebut, maka tingkat kematian
dan komplikasi akibat infeksi atau berbagai penyakit lain akan menjadi semakin
tinggi. Oleh karena itu, pemeriksaan dan pengobatan dini sangatlah penting untuk
mencegah terjadinya komplikasi berlanjut tersebut.
Wanita memiliki risiko terkena
HIV lebih tinggi melalui hubungan seks vaginal dibanding pria dan kaum
perempuan dapat menularkannya pada janin yang dikandungnya. Wanita juga bisa
menularkan HIV pada bayi melalui ASI. Gejala HIV pada wanita penting untuk Anda
kenali dan pelajari, karena kondisi-kondisi tersebut menjadi lebih sulit
ditangani pada penderita yang benar-benar memiliki HIV.
Bijaklah dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan kesehatan organ reproduksi dan tubuh Anda.
Hubungi dokter jika Anda merasa mengalami gejala di atas atau ingin mendapatkan
informasi atau pemeriksaan mengenai status HIV Anda.
Baca Juga
0 Response to "Gejala HIV Yang Umum Terjadi Pada wanita"
Post a Comment