Operasi Caesar Lebih Aman Untuk Ibu Hamil Dengan Panggul Sempit
Saat didiagnosis memiliki panggul
sempit, sementara janin yang Anda kandung terlalu besar, ini tandanya Anda
mengalami Cephalopelvic Disproportion (CPD). Kasus ini tidak sering terjadi,
namun sebagian besar ibu hamil yang mengalami kondisi ini dianggap lebih aman
melahirkan dengan bedah Caesar.
Penyebab dari CPD selain karena
panggul sempit, juga bisa disebabkan kelainan pada posisi janin atau bentuk
panggul ibu yang tidak normal. Ukuran bayi yang besar penyebab CPD bisa juga
karena berbagai hal seperti faktor keturunan, diabetes pada kehamilan dan
kehamilan lewat waktu.
Bentuk Panggul Wanita
Panggul wanita adalah bagian
bawah perut yang terletak di antara tulang pinggul kanan dan kiri. Panggul
wanita biasanya lebih lentur, lebih lebar dan ukurannya tidak setinggi panggul
laki-laki. Cekungan panggul wanita juga lebih luas dan tidak terlalu berbentuk
corong dibandingkan panggul laki-laki.
Dalam persalinan, kepala bayi
turun menuju jalan lahir melalui rongga panggul. CPD terjadi ketika kepala atau
tubuh bayi terlalu besar atau posisi bayi kurang tepat, sehingga tidak bisa
melewati panggul yang lebih sempit saat proses persalinan. CPD juga dapat
diartikan sebagai kondisi di mana persalinan tidak maju atau kepala bayi tidak
turun yang bisa disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya serviks yang tidak
melebar.
Kasus CPD terbilang jarang
terjadi, diperkirakan hanya pada sekitar 1 dari 250 kehamilan, yang kemudian
dirujuk untuk melakukan persalinan caesar. Meski demikian, lebih dari 65%
wanita dengan CPD pada kehamilan sebelumnya, bisa melahirkan secara normal pada
persalinan selanjutnya.
Pentingnya Mengukur Panggul Selama Hamil
Pemeriksaan fisik dengan mengukur
panggul sering dijadikan metode yang akurat untuk mendiagnosis kasus panggul
sempit atau CPD. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis
kandungan atau bidan saat menjalani pemeriksaan antenatal. Selain pemeriksaan
ukuran panggul, dokter atau bidan juga akan melakukan pemeriksaan untuk
menentukan letak dan posisi bayi di dalam kandungan.
Kemudian bisa juga dilakukan USG
panggul, sebagai prosedur diagnostik non-invasif yang menghasilkan gambar untuk
menilai organ dan struktur dalam panggul wanita.
USG panggul dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu:
Transabdominal yaitu melalui
perut. Transducer ditempatkan pada perut menggunakan gel konduktif.
Transvaginal yaitu melalui
vagina. Transducer yang panjang dan tipis dibalut plastik atau kondom dan
diolesi gel, kemudian dimasukkan ke dalam vagina.
Kedua metode mungkin diperlukan
untuk memberikan informasi yang diperlukan dalam mendiagnosis atau menentukan
rencana persalinan yang tepat. Selain itu, USG juga dapat dilakukan untuk
mengetahui ukuran janin, walaupun tidak seratus persen dapat diandalkan untuk
menentukan berat badan janin. Pemeriksaan USG juga penting untuk menentukan
posisi tubuh bayi di dalam rahim untuk menentukan apakah bayi dapat lahir
secara normal atau tidak.
Presentasi (bagian janin yang
keluar lebih dulu dari jalan lahir) atau posisi bayi yang tidak normal di dalam
rahim akan meningkatkan risiko trauma jalan lahir dan berpotensi mengganggu
proses persalinan. Presentasi yang termasuk abnormal adalah wajah, dahi, bahu,
tangan, bokong, atau kaki. Yang paling dikhawatirkan adalah posisi bayi
melintang. Posisi bayi yang melintang dapat menyebabkan cedera pada rahim dan
juga pada janin di dalam kandungan saat proses persalinan. Sulit untuk
benar-benar menghindari kondisi CPD. Hal ini sebagian besar tergantung bentuk
tubuh atau ukuran kepala bayi yang terlalu besar.
Persalinan paling aman pada ibu
hamil dengan panggul sempit adalah persalinan secara operasi Caesar yang
terencana (elektif). Tetapi tidak semua wanita dengan panggul sempit harus
melahirkan melalui prosedur ini. Hal ini mengingat operasi Caesar adalah
operasi besar yang juga memiliki beberapa risiko. Selain itu, cukup banyak
wanita dengan panggul sempit yang dapat melahirkan secara normal, selama
persalinan ditolong oleh bidan atau dokter.
Operasi Caesar menjadi indikasi
wajib pada persalinan bagi wanita dengan panggul sempit jika terdapat beberapa
kondisi seperti : gawat janin, yang terlihat dari denyut jantung janin yang
lebih cepat atau lambat dari batas normal, persalinan macet atau tidak maju
setelah diberi obat-obatan untuk menginduksi persalinan, terdapat jepitan atau
lilitan tali pusar , plasenta previa, kehamilan kembar, atau terdapat infeksi
pada jalan lahir yang berisiko menular pada bayi jika persalinan dilakukan
secara normal.
Dari suatu penelitian, didapatkan
bahwa angka persalinan Caesar lebih tinggi pada kelompok ibu hamil dengan
obesitas yang memiliki panggul sempit pada persalinan pertama. Semakin tinggi
Indeks Massa Tubuh atau IMT (Body Mass Index / BMI) wanita hamil berpanggul
sempit, semakin tinggi pula kemungkinannya harus melahirkan dengan operasi
Caesar untuk menghindari CPD.
Maka dari itu, penting bagi Ibu
hamil, terutama yang memiliki panggul sempit, untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan rutin agar dapat mengetahui cara persalinan yang paling baik.
Dan jangan khawatir, Anda tetap
memiliki kemungkinan untuk melahirkan normal setelah operasi Caesar, meski
tetap mempertimbangkan kondisi Anda dan janin di dalam kandungan dengan
saksama. Angka keberhasilan persalinan normal setelah operasi Caesar
berhubungan dengan berat badan bayi. Semakin besar berat badan bayi, maka
keberhasilan untuk melahirkan secara normal semakin rendah. Anda perlu
berkonsultasi dengan bidan atau dokter spesialis kandungan untuk mendapat
pemeriksaan yang mendetail selama kehamilan untuk menentukan cara persalinan
yang tepat.
terimakasih atas informasinya.. dan jangan lupa kunjungi link kami
ReplyDeletedihttps://goo.gl/iBei9g